Situs Megalitikum Gunung Padang dan Misterinya

 

DSC_0296

Ini dia Situs Gunung Padang! Situs ini masih diselimuti misteri, sehingga banyak yang menyebut Gunung Padang sebagai misteri arkeologi terbesar Indonesia abad ini.

Situs Gunung Padang merupakan situs prasejarah peninggalan kebudayaan Megalitikum di Jawa Barat. Tepatnya berada di perbatasan Dusun Gunungpadang dan Panggulan, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur. Lokasi dapat dicapai 20 kilometer dari persimpangan kota kecamatan Warungkondang, dijalan antara Kota Kabupaten Cianjur dan Sukabumi. Luas kompleks utamanya kurang lebih 900 m², terletak pada ketinggian 885 m dpl, dan areal situs ini sekitar 3 ha, menjadikannya sebagai kompleks punden berundak terbesar di Asia Tenggara.

 

Laporan pertama mengenai keberadaan situs ini dimuat pada Rapporten van de Oudheidkundige Dienst (ROD, “Buletin Dinas Kepurbakalaan”) tahun 1914. Sejarawan Belanda,N. J. Krom juga telah menyinggungnya pada tahun 1949. Setelah sempat “terlupakan”, pada tahun 1979 tiga penduduk setempat, Endi, Soma, dan Abidin, melaporkan kepada Edi, Penilik Kebudayaan Kecamatan Campaka, mengenai keberadaan tumpukan batu-batu persegi besar dengan berbagai ukuran yang tersusun dalam suatu tempat berundak yang mengarah ke Gunung Gede. Selanjutnya, bersama-sama dengan Kepala Seksi Kebudayaan Departemen Pendidikan Kebudayaan Kabupaten Cianjur, R. Adang Suwanda, ia mengadakan pengecekan. Tindak lanjutnya adalah kajian arkeologi, sejarah, dan geologi yang dilakukan Puslit Arkenas pada tahun 1979 terhadap situs ini.

Fungsi situs Gunungpadang diperkirakan adalah tempat pemujaan bagi masyarakat yang bermukim di sana pada sekitar 2000 tahun SM. Hasil penelitian Rolan Mauludy dan Hokky Situngkir menunjukkan kemungkinan adanya pelibatan musik dari beberapa batu megalit yang ada. Selain Gunungpadang, terdapat beberapa tapak lain di Cianjur yang merupakan peninggalan periode megalitikum.

Ada 5 teras di Gunung Padang, dimana puncak paling tinggi dipercaya masyarakat setempat juga sebagai tempat untuk bersemedi. Tidak heran bila teras tingkat 5 ini dimaksud Eyang Perbuka. Memanglah tidak sedikit orang yang datang ke Gunung Padang bersemedi di teras tingkat 5 ini. Diteras tingkat ke 5 ini ada pula gundukan batu bernama Eyang Prajisakti. Nah, konon beritanya mereka yang mau jadi dokter, dukun beranak, atau suster pas bersemedi di bangunan ini.

DSC_0248

Ada pula narasi tentang singgasana Prabu Siliwangi, tokoh yang melegenda di Jawa Barat. Di teras ke 5 di Gunung Padang yang luas ada pula tempat yang dimaksud istana atau singgasana Prabu Siliwangi. Tempat itu dulu di masanya sering dipakai Prabu Siliwangi berdoa.

Batu-batu di Gunung Padang juga ada sebagai daya tarik lantaran keluarkan bunyi-bunyian. Kelompok sinden, dalang, atau seniman sering datang serta bersemedi di batu-batu itu. Tak tahu apa yang mereka mencari. Mungkin saja saja, mereka yakin dengan mitos dari kemampuan di Gunung Padang.

Di teras satu serta dua di Gunung Padang juga menaruh bermacam narasi sendiri. Juga, mata air di bawa Gunung Padang. Banyak diantara beberapa pengunjung yang bersihkan diri di mata air itu saat sebelum naik ke Gunung Padang. Masalah batu gendong, batu harimau, serta batu kujang juga ada di Gunung Padang. Serupa dengan cerita ditempat lain, umpamanya apabila dapat mengangkat batu gendong hasrat bakal terkabul.

DSC_0256

Yang paling mengagetkan masalah Gunung Padang mungkin saja berkenaan dengan Atlantis serta harta karun emas. Ada kelompok yang yakini bila Gunung Padang adalah bekas dari peradaban atlantis. Hal semacam ini berkenaan dengan kepercayaan bila atlantis tidak ada di Indonesia, namun masalah ini memanglah masih tetap jadi bertanya. Demikian pula masalah harta karun emas. Hanya cerita dari mulut ke mulut saja masalah emas ini, lagipula beberapa puluh tahun diekskavasi tidak pernah ada temuan emas di lokasi ini.

Leave a comment